KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena berkat rahmat-Nya makalah ini dapat dijelaskan tepat pada waktunya.
Dalam penjelasan makalah ini, banyak pihak yang telah memberikan bantuan, karenanya pada kesempatan ini disampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada teman-teman yang telah membantu dari segi teknis maupun fasilitas dalam pembuatan makalah ini.
Disadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dengan kerendahan hati diharapkan masukan dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini dan diharapkan makalah ini dapat berguna sebagai penambahan pengetahuan dan wawasan dimasa mendatang.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………………………………………………………………… i
Daftar Isi ……………………………………………………………………………. ii
BAB I PEDAHULUAN
1. Latar Belakang ………………………………………………………………….. 1
2. Rumusan Masalah ……………………………………………………………….. 1
Tujuan …………………………………………………………………………... 2
BAB II PEMBAHASAN
1. Apa itu sifat pemalu ? …………………………………………………………..... 3
2. Hal –hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa malu …………………...... .. 3
BAB III PENUTUP ……………………………………………………………….. 6
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………… 7
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Rasa malu adalah fenomena yang biasa, alami, dan bisa terjadi pada siapa saja. Yang membedakannya hanya dalam hal derajat dan lingkupnya saja. Ada yang rasa malu hanya untuk bertemu memperkenalkan diri dengan bosnya yang baru. Ada juga yang malu campur segan dan bahkan gugup kalau berada di tengah-tengah kerumunan orang. Menurut Philip G.Zimbardo dalam Ranjit Singh Malhi (Enhancing personal quality;2004), penelitian menunjukkan empat dari sepuluh orang ketika saling bertemu memiliki rasa malu bahkan bersifat kronis. Penelitian juga mengindikasikan bahwa baik perempuan maupun pria memiliki derajat rasa malu yang sama.
Rasa malu seseorang cenderung dapat menghambat proses komunikasi dalam pergaulan sosial. Untuk beberapa hal bisa jadi rasa malu bisa menjadi masalah besar. Mereka merasa tidak nyaman dalam tiap kegiatan sosial khususnya karena mereka tidak mengenal orang di sekitarnya dengan baik. Ada juga rasa malu ketika berada pada situasi tertentu misalnya berbicara di depan publik, bertemu dengan orang asing, dengan jenis seks yang lain, dan dengan orang yang berstatus superior.
2. Rumusan masalah
Perilaku yang terkait dengan rasa malu antara lain keengganan untuk berbicara, ketidak-mampuan berpidato, kesulitan dalam bertatap mata, dan cenderung sering gugup. Gejala fisiknya antara lain tangan berkeringat,jantung berdebar cepat, gemetaran, muka merah padam, perut mulas, dan mulut terasa kering. Orang yang pemalu biasanya juga mengalami perasaan tidak aman, dan rasa rendah diri.Penyebab utama terjadinya rasa malu karena kurangnya kecerdasan sosial yang dimiliki pemalu. Umumnya mereka tidak tahu seni memperkenalkan dirinya dan memulai suatu percakapan, kurang memiliki ketrampilan mengetengahkan bahasa tubuh, dan tidak tegas. Dengan kata lain sang pemalu umumnya tidak pernah mengetahui bagaimana seharusnya berinteraksi dengan orang lain secara efektif. Selain kecerdasan sosial, penyebab rasa malu antara lain adalah unsur rendahnya harga diri, pengalaman buruk masa lalu, dan pengalaman tak menyenangkan, kondisi fisik yang kurang sempurna, serta lingkungan keluarga yang kurang nyaman dalam berinteraksi.
3. Tujuan
Lalu apa yang sebaiknya dilakukan oleh pemalu?. Antara lain yang dapat dilakukan adalah (1) mengetahui penyebab rasa malu yang kronis, (2) membangun rasa percaya diri dengan mengerjakan sesuatu yang menantang, (3) belajar menerima dan menyukai diri sendiri atau jadilah diri sendiri, (4) belajar untuk tegas dalam merespon, (5) keluarlah dari ”persembunyian” dan mulailah untuk kontak dengan orang lain sekarang juga, (6) belajarlah seni berbincang-bincang dengan orang lain, (7) mengamati orang-orang yang sukses dan pelajarilah teknik dalam membangun hubungan dengan orang lain, dan (8) menghindari keinginan menjadi perfeksionis.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Apa itu sifat pemalu ?
Orang-orang dengan sifat pemalu secara naluri menyimpan kesadaran kalau diri mereka terlewatkan dari orang lain. Sifat pemalu biasanya membuat seseorang kehilangan kesempatan, kurang mendapat kesenangan dan terkucil dari hubungan sosial. Sifat pemalu dapat membawa banyak kerugian. Tapi bagi Anda yang memiliki sifat ini, tak perlu berkecil hati, karena pada dasarnya ada banyak cara untuk mengusir jauh-jauh sifat yang merugikan ini.
Sebenarnya, formula dari rasa malu terdiri dari ‘terlalu berpusat pada diri sendiri’ dicampur dengan rasa gugup. Dan ada paduan yang lebih tak menyangkan, saat rasa malu itu mempengaruhi fisik Anda dengan cara ‘membajak’ ketenangan logis. Rasa malu adalah sebuah kombinasi dari kegugupan sosial dan pengkondisian sosial.
2. Hal –hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa malu
Untuk mengatasi rasa malu ini, yang Anda butuhkan adalah belajar bersikap rileks dalam pergaulan sosial. Dibutuhkan usaha untuk mengarahkan diri Anda jauh dari terlalu berpusat pada diri sendiri, serta memberi diri Anda ruang untuk mempraktekan kemampuan bercakap-cakap. Dalam kebanyakan kasus, emosi yang memuncak dalam bersosialisasi membuat orang menanggapi berbagai kejadian dengan rasa takut. Untuk memulai mengurangi rasa malu, bagi Anda yang pemalu, ada beberapa hal di bawah ini yang mungkin dapat Anda praktekan adalah :
1. Pikirkan tentang cara Anda merasa dan bertindak di sekitar orang-orang yang telah Anda kenal, dimana Anda bisa merasa nyaman dan bersikap spontan. Alihkan perasaan itu saat Anda bertemu kenalan baru, begitu pula dalam situasi yang membuat rasa percaya diri Anda memudar.
2. Hindari terlalu memperhatikan diri Anda sendiri. Tentu saja, Anda boleh sedikit memikirkan tentang bagaimana Anda akan melewatkan perbicangan dengan orang banyak, tapi jika seluruh fokus Anda tercurah pada kata-kata sendiri dan perasaan Anda, selanjutnya Anda akan mulai merasa gugup sendiri. Ingat-ingat apa yang dikenakan oleh orang lain dan buat catatan tersendiri, dengarkan apa yang mereka perbincangkan, bayangkan dimana mereka tinggal, buat sebuah garis besar atau ingat-ingat nama mereka. Hal ini bukan hanya memberi Anda bahan perbincangan, tapi juga mencairkan ketegangan dalam bersosialisasi dan membuat perasaan Anda lebih tenang.
3. Buat pertanyaan terbuka pada semua orang. Banyak orang yang lebih senang bicara tentang diri mereka sendiri, dan temukan sebuah topik yang membuat orang lain tertarik. Apa yang membuat mereka tertarik akan membuat perbicangan berjalan menyenangkan bagi semua orang. Selalu ajukan pertanyaan yang memungkinkan jawaban lebih dari ya/tidak.
4. Berhentilah percaya pada imajinasi Anda. Mungkin Anda pernah membuat gambaran tentang sebuah liburan yang menyenangkan dan pada kenyataanya jauh berbeda dari yang Anda bayangkan. Itu menunjukan beatapa tak dapat dipercayanya bayangan kita sendiri. Berhentilah memikirkan apa yang dipikirkan orang lain, karena apa yang dipikiran orang lain tentang Anda, belum tentu sama persis seperti bayangan Anda.
5. Berhentilah memikirkan ’segalanya atau bukan apa-apa.’ Pemikiran ‘pasti begini/pasti begitu’ tertuang saat Anda mengalami emosi. Orang-orang yang sedang depresi, marah dan gelisah melihat kenyataan dari hal-hal ini dengan perbedaan yang ektrim. Bagi orang yang sedang marah ‘Anda salah’ dan ‘mereka benar,’ orang yang marah akan melihat dirinya ‘gagal’, sedang yang lain‘berhasil.’ Jadi berhentilah berpikir kalau Anda mungkin telah mengatakan hal yang salah, atau orang lain akan membenci Anda. Saat Anda merasa rileks dalam pergaulan sosial, Anda juga akan mendapat lebih sedikit peringatan dari diri sendiri, karena dalam keadaan gugup, biasanya Anda akan mulai berpikir tentang segalanya atau bukan apa-apa.
6. Nikmati waktu Anda. Hindari mengatakan hal-hal tanpa berpikir terlebih dulu. Ajukan pertanyaan, dan jika mendapat pertanyaa. Anda dapat mempertimbangkan jawaban terlebih dahulu sebagai tanggapan Anda, jangan asal menjawab tanpa berpikir. Jawaban yang diluncurkan dengan perlahan merupakan cara bersikap santai.
7. Gunakan latihan hipnotis. Hipnotis merupakan cara tercepat untuk mengubah tanggapan instink/emosi Anda dalam setiap situasi. Hanya pikirkan bahwa pikiran dan tubuh Anda dalam keadaan rilek sewaktu bertemu orang baru. Sebenarnya, sewaktu Anda merasa santai seringkali Anda akan menemukan saat yang tepat untuk menerapkan hipnotis agar merasa lebih percaya dirisaat berhadapan dengan orang-orang baru, dan tentu saja pada titik ini rasa malu akan tersingkir dengan sendirinya. Bagi Anda yang memiliki masalah dengan rasa malu saat bertemu dengan kenalan baru, dapat Anda mencoba tujuh tips yang kami sampaikan di atas. Dan semoga setelah itu Anda akan lebih percaya diri saat bertemu orang-orang baru dalam pergaulan sosial
BAB III
PENUTUP
Rasa malu adalah sebuah kombinasi dari kegugupan sosial dan pengkondisian sosial. Untuk mengatasi rasa malu ini, yang Anda butuhkan adalah belajar bersikap rileks dalam pergaulan sosial. Dibutuhkan usaha untuk mengarahkan diri Anda jauh dari terlalu berpusat pada diri sendiri, serta memberi diri Anda ruang untuk mempraktekan kemampuan bercakap-cakap. Dalam kebanyakan kasus, emosi yang memuncak dalam bersosialisasi membuat orang menanggapi berbagai kejadian dengan rasa takut. Dengan adanya hal-hal yang telah disampaikan di atas mengenai langkah-langkah untuk mengilangkan rasa malu, maka mulai saat ini kita hendaknya tidak perlu lagi merasa malu ataupun minder.
2 komentar:
masih kaga ngerti nih... perjelas dong
belum ada kata pengantarnya nih
Posting Komentar
Demi kesempurnaan Blog ini, tulis saran, kritik,dan pertanyaan anda di kolom di bawah ini. Semoga Bermanfaat, Salam (+)